MuseumTempat WisataWisata kulineranYogyakarta

Cokelat Monggo | Sejarah, Keunikan, Varian dan Harganya.

Jalan-jalan ke Jogja terasa tidak lengkap jika  tidak memborong oleh-oleh khas kota Jogja  yaitu Cokelat Monggo. Tak hanya dikenal sebagai kota gudeg dan bakpia saja, namun Jogja juga dikenal dengan buah tangan yang sangat bermacam-macam.

Daftar Isi :

Sejarah Cokelat Monggo

Instagram.com/chocolatemonggo

Cokelat Monggo mula-mula berdiri atas keinginan seorang turis yang berasal dari Belgia untuk menciptakan rasa cokelat seperti cokelat yang ada di Eropa. Turis mancanegara yang tengah berwisata ke Yogyakarta itu bernama Thierry Detournay.

Suatu hari, ia mencicipi sebuat cokelat. Namun ia merasa kecewa karena rasa yang ia cicipi tidak seperti rasa cokelat di Eropa. Lalu Thierry pun memutuskan untuk membuat coklat untuk diberikan kepada teman-temannya yang ada di Indonesia.

Temannya merespon secara positif dan Thierry berinisiatif membuat lebih banyak lagi. Setelah itu dengan menggunakan vespa tua berwarna pink, ia menjajakan cokelat buatannya ke kawasan UGM.

Sejak saat itu, Thierry sang pembuat cokelat mulai terkenal dan banyak orang tahu. Dan tak sedikit yang juga meragukan usahanya. Pada Tahun 2005 mulailah Thierry membuka gerai atau toko di bawah naungan usaha Anugrah Mulia.  Saat itu bernama “Cacaomania.”

Seiring berjalannya waktu, di tengah rintisannya, Thierry terus menerima masukan-

Instagram.com/chocolatemonggo

masukan dari teman-temannya. Dan yang cukup menjadi perhatian, yaitu mengenai nama coklat buatannya. Sebutan “Cacaomania” terasa kurang sesuai dengan karakter Yogyakarta. Dari situ muncullah nama “Cokelat Monggo”, nama yang ini dianggap mewakili karakter cokelat rasa Eropa yang bernuansa ke-Jawaan.

Tak lama kemudian, usaha coklat ini mulai meningkat. Banyak permintaan masuk hingga ke luar Pulau Jawa. Sejak itu, “Cokelat Monggo” mulai banyak wisatawan tahu baik dari wisatawan nusantara, maupun mancanegara.

Arti Monggo

Toko Cokelat Monggo
Instagram.com/sessaxuanthi

Kata “Monggo” merupakan sebuah kata dari bahasa Jawa yang mempunyai arti “silahkan”. Biasanya orang-orang di Yogyakarta menggunakan kata tersebut sambil menunjukkan jempolnya.

“Monggo” juga sering digunakan ketika seseorang akan lewat didepan orang lain, misalnya ketika diundang ke rumah seseorang, ketika Anda beranjak pergi, dan lain-lain.

Baca Juga :  Pantai Nyang Nyang : Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Kata tersebut merupakan sebuah ekspresi yang menunjukkan kesopanan yang mewakili budaya Jawa di kota Yogyakarta.

Keunikan Cokelat Monggo

Instagram.com/chocolatemonggo

Cokelat Monggo tampil dengan kemasan yang cukup unik dan elegan. Terkemas secara apik menggunakan kertas daur ulang dan kertas yang telah bersertifikat FSC.

Kemasannya pun menampilkan ciri khas kota Yogyakarta yang syarat akan nilai-nilai tradisi dan budayanya. Cokelat Monggo ini dalam proses produksinya sangat meminimalisir penggunaan plastik.

Keunikan yang lain dari panganan manis satu ini yaitu terletak pada oultet yang  sangat eye cathing pada kemasannya. Sehingga hal itu dapat menambah daya tarik wisatawan yang sedang berkunjung ke kota Jogja.

Kreasi Cokelat Monggo
Instagram.com/ayi_dilla

Ada pula yang menjadikan agenda utama kunjungan ke dapur Monggo saat berlibur dan berjalan-jalan di Jogja. Karena pada jam-jam tertentu, para pengunjung dapat melihat secara langsung proses pembuatan cokelat dari dapur yang tersekat oleh dinding kaca.

Untuk menyaksikan proses pembuatan kami menyarankan untuk tidak datang pada hari pasaran legi (pasaran pada kalender jawa). Karena Pasar yang terletak dekat dengan showroom cokelat monghonitu akan sangat rame dan macet. Selain itu, ada baiknya datang pada pagi hari. Pabrik Coklat Monggo ini buka setiap hari mulai dari jam 9:00 hingga jam 17:00 WIB.  Dan khusus hari minggu, dapur coklat tutup jam 12.00 siang.

Baca Juga :  Kuliner Jogja Tersembunyi Yang Banyak Diburu Wisatawan!

Varian dan Harganya Cokelat Monggo

Varian Cokelat Monggo
Instagram.com/anoooom

Cokelat Monggo dari segi rasa tidak semanis coklat yang bisa Anda temukan pada umumnya. Karena coklat ini adalah golongan dark chocholate yang cenderung memiliki rasa pahit. Rasa yang mereka miliki pun tidaklah sama dengan milk chocholate yang banyak mengandung susu. Sehingga aman dikonsumsi oleh para pelaku diet rendah lemak.

Cokelat Monggo tidak terjual secara bebas, yaitu hanya pada outlet-outlet tertentu. Di antaranya  dapat menemukan di Mirota Batik, Mirota Kampus, Museum Jawa Klasik Ullen Sentanu dan di beberapa konter Circle-K Jogja.

Macam-macam rasa cokelat monggo
Instagram.com/foodinrupiah

Untuk variannya terdapat beberapa varian yang menarik dan bervariatif. Di antara variannya yaitu caramello, macademia, white chocolate, marzipan, hingga yang tercampur dengan red chili, mangga, dan durian. Masih banyak lagi varian yang tersedia dalam berbagai bentuk, ukuran, dan kemasan seperti bars, tablet, dan kemasan khusus.

Harganya sangat bervariatif. Karena bervariatif juga kemasan dan berat  yang ada di pasaran. Dimulai dari harga Rp 11.000,- sampai dengan ratusan ribu. Misalnya untuk berat 40gr dibandrol dengan harga Rp.25.000.-

Baca Juga :  Puri Mataram : Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Cokelat monggo stupa harganya Rp.99.000.- Cokelat monggo pensil harganya Rp.11.000.- Cokelat Putih  40gr harganya Rp 35.000.- Cokelat Batang Jogja Monggo Greentea – Milk Coklat 33% dengan Teh Hijau harganya Rp 55.000 dan Paket Coklat Monggo Gift Box harganya Rp.280.000.-.

Lokasi Cokelar Monggo

Mazida

Baca juga konten kami di:
Tentangkita.co
Komentar:

Komentar menjadi tanggung jawab Anda sesuai UU ITE

Related Articles

Dapatkan Promo Paket Wisata Jogja dan juga Sewa Bus Jogja di HeppiTrip.com