House Of Raminten | Restoran Jogja Dengan Konsep Tradisional

The House of Raminten merupakan sebuah restoran di Jogja yang menghadirkan nuansa tradisi Jawa yang sangat kental. Restoran ini mengusung tema sederhana, dalam hal ini baik yaitu dari makanan maupun tempatnya. Dengan penataan yang unik, tempat ini berhiaskan barang-barang yang sangat klasik dan tetap terawat.
Dari ruang tunggu sudah tercium bau yang kurang lumprah bagi sebagian orang, bau tersebut berasal dari dupa menyala. Tetapi tidak hanya itu, banyak juga terlihat bunga semacam sesajen yang terletak pada beberapa titik.
Berkunjung ke tempat ini cocok pada saat cuaca sedang mendung gerimis dan mulai malam, karena suasananya akan terasa hitam remang- remang sehingga menambah keunikan yang tidak ditemukan ditempat lain.
Daftar Isi :
Sosok Dibalik Raminten

Hamzah Sulaeman adalah sosok lahirnya Raminten. Lahir pada tanggal 7 Januari 1950 di Yogyakarta. Nama Raminten sebenarnya merupakan sebuah nama dari lakon yang pernah ia bawakan dalam acara ketoprak komedi berjudul “Pengkolan” yang tayang di TVRI. Sosoknya membawakan karakter wanita tua Jawa bahenol yang suka melantunkan tembang sinden dan suka menari.
Raminten mulai berkecimpung dalam dunia tari pada umur 6 tahun. Dunia tari merupakan bakat yang ia miliki dan sangat ia sukai. Raminten kecil juga pernah berpentas walau hanya berperan menjadi seekor kera dalam pentas Ramayana pada waktu itu, dan membuat kedua orang tuanya bangga terhadapnya.

Ia juga pernah mengenyam bangku perkuliahan di Universitas Gajah Mada (UGM) di Jurusan Biologi, namun memilih untuk berhenti dan tidak menyelesaikannya. Selanjutnya ia berkuliah di IKIP di Jurusan Bahasa Inggris tingkat D2, dengan alasan adanya pendaftaran kerja di kapal hingga ia sempat bekerja di Amerika.
Sejarah House of Raminten

Pada tahun 1974, Hamzah atau Raminten dari luar negri memutuskan untuk kembali ke tanah air. Setelah itu saat ia berusia 25 tahun, Ayahnya meninggal dunia. Karnanya ia harus meneruskan usaha keluarga bersama dengan keempat saudaranya. Usahanya yaitu toko kelontong dan toko roti yang memiliki nama “toko Minuman dan Roti Tawar” sehingga menjadi ‘Mirota’.
Barulah sekitar tahun 1978-an, ia membuka toko batik dengan nama warisan “Mirota Batik”. Kemudian nama Mirota ditukar menjadi Hamzah Batik yang dijadikannya sebagai pengingat dirinya nanti.
Tiba-tiba pada tanggal 2 Mei 2014 Kebakaran terjadi dan meratakan Hamzah Batik dengan tanah. Seiring berjalannya waktu, ia bangkit dan dapat mendirikan fisik bangunannya.

Tak tanggung – tanggung, bangunan tersebut diperluas hingga tiga lantai. Adapun Lantai 1 untuk counter batik, oleh – oleh, makanan, dan jamu herbal. Lantai 2 untuk counter kerajinan dan cinderamata. Lantai 3 untuk khasanah muslim dan pakaian anak .
Nah restoran The House of Raminten ini dibuka pada tanggal 26 Desember 2008. Awalnya The House of Raminten menjual jamu dan nasi kucing sebelum pada akhirnya juga menjual suvernir dan oleh-oleh khas Yogyakarta.
Kini raminten telah membuka cabang di Jalan Kaliurang Km 15,5, Sleman, Yogyakarta yang dengan nama The Waroeng of Raminten. Meskipun demikian, The Waroeng of Raminten memiliki desain khas dan menu yang berbeda serta tidak dibuka selama 24 jam.
Menu Unggulan dan Harganya

Selanjutnya menu unggulan restoran ini yaitu Sego Kucing (Nasi Kucing) dengan Menu Jumbo banyak yang mengemari karena bisa untuk 2 sampai 3 orang
Ayam Koteka
Sego Gudeg (Nasi Gudeg)
Harga

Sego Kucing: Rp. 3.000,-
Es Kacang Abang: Rp. 8.000,-
Ayam Koteka: Rp. 11.000,-
Es Krim Goreng: Rp. 15.000,-
Jus: Rp. 8.000 – Rp. 11.000
Susu: Rp. 4.000 – Rp. 8.000
Wedang: Rp. 3.000 – Rp. 4.000
Sego Goreng (Nasi Goreng): Rp. 11.000 – Rp. 13.000
Makanan Lain (Snack): Rp. 5.000 – Rp. 15.000
Komentar:
Komentar menjadi tanggung jawab Anda sesuai UU ITE